Jakarta, CNBC Indonesia - India mengumumkan serangkaian tindakan untuk menurunkan hubungannya dengan Pakistan pada Rabu (23/4/2025). Pengumuman disampaikan sehari setelah sebanyak 26 orang tewas akibat penembakan massal di lokasi wisata di Kashmir.
Melansir Reuters pada Kamis (24/4/2025), Menteri Luar Negeri India Vikram Misri mengatakan bahwa hubungan lintas batas dari serangan itu telah "diungkapkan" dalam sebuah pertemuan khusus kabinet keamanan, setelah itu diputuskan untuk bertindak melawan Pakistan.
Ia mengatakan New Delhi akan segera menangguhkan perjanjian penting mengenai air sungai yang memungkinkan pembagian air sistem sungai Indus antara kedua negara.
Misri juga mengatakan para penasihat pertahanan di komisi tinggi Pakistan di New Delhi dinyatakan sebagai persona non grata dan diminta untuk pergi. Ia menambahkan bahwa kekuatan keseluruhan komisi tinggi India di Islamabad akan dikurangi menjadi 30 dari 55.
"Pos pemeriksaan perbatasan utama antara kedua negara akan ditutup dengan segera dan warga negara Pakistan tidak akan diizinkan untuk bepergian ke India dengan visa khusus," kata Misri dalam jumpa pers.
Selain 26 orang tewas, sebanyak 17 orang juga dilaporkan terluka dalam penembakan di lembah Baisaran di daerah Pahalgam di wilayah federal Himalaya, yang terletak di Jammu dan Kashmir pada Selasa. Polisi mengatakan korban tewas termasuk 25 warga negara India dan satu warga negara Nepal.
Penembakan massal tersebut menjadi serangan terburuk terhadap warga sipil di India sejak penembakan Mumbai 2008. Insiden ini juga menghancurkan ketenangan relatif di Kashmir, tempat pariwisata yang telah berkembang pesat karena pemberontakan anti-India telah memudar dalam beberapa tahun terakhir.
Sebuah kelompok militan yang kurang dikenal, "Perlawanan Kashmir," mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dalam sebuah pesan media sosial. Mereka menyatakan ketidakpuasan karena lebih dari 85.000 "orang luar" telah ditempatkan di wilayah tersebut, yang memicu "perubahan demografi".
Badan keamanan India mengatakan Perlawanan Kashmir, yang juga dikenal sebagai Front Perlawanan, merupakan kedok bagi organisasi militan yang berbasis di Pakistan seperti Lashkar-e-Taiba dan Hizbul Mujahideen.
Namun Pakistan membantah tuduhan bahwa mereka mendukung kekerasan militan di Kashmir. Pihaknya mengatakan bahwa mereka hanya memberikan dukungan moral, politik, dan diplomatik terhadap pemberontakan di sana.
(tfa/tfa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Geger Wisatawan di Kashmir, India Ditembaki Kawanan Bersenjata
Next Article Puluhan Orang Tewas Saat Festival Keagamaan, PM Modi Buka Suara!