Kebijakan Purbaya Dapat Apresiasi Pelaku Industri Properti

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Insentif fiskal untuk sektor properti dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang membebaskan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP) sampai tahun 2027 hingga 350 ribu unit rumah subsidi disambut positif pasar.

Hal ini akan menggeliatkan sektor properti dan industri turunannya. Insentif dan stimulus yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah akan memberikan dampak langsung terhadap industri bahan bangunan jika dijalankan secara konsisten.

"Beberapa kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan properti dengan sasaran rakyat kecil, jika berjalan, tentunya akan memberikan dampak langsung bagi industri bahan bangunan dan khususnya industri bata ringan," kata Direktur Keuangan PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES) Andrew kepada CNBC Indonesia, Senin (3/11/2025).

Bagi BLES, selaku industri produsen bata ringan, menilai dengan kebijakan ini maka arah kebijakan pemerintah seperti PPNDTP dan program rumah subsidi menjadi katalis penting bagi industri bahan bangunan tahun depan.

Meski demikian, secara umum industri bahan bangunan, khususnya industri bata ringan perlu mewaspadai peluang menurunnya geliat pembangunan properti yang disebabkan faktor cuaca atau musim hujan. Hal ini cenderung memiliki kemiripan dengan Q3 2025. Geliat akan kembali terlihat di awal tahun depan.

"Di tahun 2026 khususnya pada semester I diharapkan akan lebih baik dibandingkan semester I 2025. Sedangkan secara year to year, optimisme untuk meraih kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun 2025 cukup tinggi, meskipun akan sangat tergantung pada arah dan tujuan dari pemerintah sendiri," ujar Andrew.

Hal ini pun terlihat dari pendapatan perusahaan, produsen bata ringan Blesscon dan Superiore Block milik SPS Corporate ini mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp1,07 triliun hingga Kuartal III-2025, tumbuh 3,92% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih hingga akhir Kuartal III tercatat sebesar Rp48,8 miliar, melonjak dibandingkan capaian Kuartal II sebesar Rp8,1 miliar.

Secara penjualan, volume penjualan juga meningkat 23,05% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh perluasan jaringan distribusi serta mulai pulihnya sektor properti dan infrastruktur nasional.

Andrew mengakui bahwa efek dari program PPNDTP dan 350 ribu rumah subsidi bisa lebih dioptimalkan lagi, sehingga ada ruang lebih besar untuk tumbuh. Ia pun tetap optimistis kebijakan tersebut akan memberi dorongan kuat secara struktural terhadap permintaan hunian dan material bangunan.

"Diharapkan akan memberikan dampak positif untuk jangka waktu yang lebih panjang, karena kebijakan pro-rakyat ini tentunya akan mendorong masyarakat untuk memiliki hunian, yang secara langsung akan meningkatkan permintaan akan kebutuhan bahan bangunan, termasuk bata ringan," jelasnya.

Kapasitas kebijakan tersebut masih jauh dari target besar pemerintah untuk menutup kekurangan pasokan rumah nasional. Apalagi kebutuhan rumah semakin besar di kalangan anak muda atau generasi Z hingga milenial.

"Menginjak tahun ke-2 pemerintahan Bapak Prabowo Subianto, pemerintah diharapkan sudah tidak meraba-raba kebijakan yang paling tepat bagi negara ini. Strategi dan kebijakan pemerintah yang pro-rakyat dan pro-ekonomi yang tepat tentunya akan memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat," ujar Andrew.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Plafon KUR Perumahan Naik, Erick Thohir: Likuiditas Himbara Aman

Read Entire Article
| | | |