Jakarta, CNBC Indonesia — Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) tiba-tiba diserbu investor sejak awal pada perdagangan hari ini, Selasa (22/7/2025).
Hingga pukul 11.20 WIB, harga saham ADRO naik 6,63% ke level 2.010. Sekitar pukul 10.00 WIB, bahkan saham emiten milik Garibaldi Thohir dan Edwin Soeryadjaya ini sempat lompat 8,75%.
Tercatat ada 348.660 lot di kolom beli. Harga tertinggi pada kolom beli ada di harga 1.990 dengan antrean 47.292 lot. Lalu di kolom jual ada antrean sebanyak 511.747 lot dengan harga tertinggi 2.100. Berdasarkan data dari sekuritas Indopremier, net buy ADRO mencapai Rp 358,3 miliar, salah satu saham dengan nilai transaksi tertinggi hari ini.
Sebagai informasi, per 30 Juni 2025, penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham ADRO adalah Christian Ariano Rachmat, Garibaldi Thohir, Crescento Hermawan, dan Michael WIlliam P. Soeryadjaya.
Total pengendali memiliki 52,09% saham ADRO, sedangkan masyarakat memiliki 28,55%.
Penguatan saham ADRO terjadi meskipun harga batu bara tengah dalam tertekan. Merujuk Refintiv, harga batu bara pada perdagangan Senin (21/7/2025) ditutup di posisi US$ 109,5 per ton. Harganya turun 0,72%. Pelemahan ini juga memperpanjang tren negatif batu bara yang turun 2,7% dalam dua hari beruntun.
Tekanan terhadap harga batu bara seiring dengan China yang tengah mereformasi strategi pasokan batu bara dan ini akan berdampak besar terhadap Indonesia.
Berkurangnya impor dari Indonesia mencerminkan pergeseran ke batu bara yang lebih efisien, didukung oleh peningkatan produksi domestik dan gejolak harga global. Implikasinya, batu bara berkualitas rendah asal Indonesia kini terpukul, sementara permintaan global terhadap batu bara berkalori tinggi terus meningkat.
Impor batubara China dari Indonesia yang merupakan pemasok terbesar turun 30% yoy di bulan Juni, hanya mencapai 11,62 juta ton.
Secara kumulatif, impor dari Indonesia pada Januari-Juni 2025 tercatat 90,98 juta ton, turun 12% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Selama Juni, total impor batubara China dari semua negara adalah 33,04 juta ton, turun 26% yoy, dan menjadi level terendah sejak Februari 2023.
Penurunan ini dipicu oleh peralihan ke batubara berkalori tinggi yang lebih efisien energi per ton serta lonjakan produksi domestik China, yang mengurangi ketergantungan impor. Analisis Reuters menyebut bahwa China dan India mulai melirik batubara berkalori tinggi dari negara seperti Mongolia, Afrika Selatan, Kolombia, dan Australia.
Sebagai catatan, China adalah pasar terbesar kedua bagi batu bara Indonesia dengan kontribusi market sekitar 20%.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Alamtri (ADRO) Turun 16% Jadi Rp 22,68 Triliun di 2024