Tak Akan Kehabisan Lapangan Kerja! Perawat RI Jadi Rebutan Dunia

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia- Bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) kian menjadi pilihan utama masyarakat yang mencari peluang ekonomi di tengah terbatasnya lapangan kerja dalam negeri. 

Mengacu pada laporan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Desember 2024, terdapat 66.626 lowongan kerja yang siap diisi oleh calon pekerja migran Indonesia. Dari jumlah itu, lima posisi mendominasi kebutuhan tenaga kerja, yakni caregiver (37,73%), worker (26,98%), house maid (6,86%), domestic helper (4,07%), dan nursing home (3,44%). Kelima jabatan ini menguasai lebih dari 79% total lowongan, menandakan bahwa permintaan global masih terkonsentrasi pada pekerjaan berbasis perawatan dan jasa rumah tangga.

Fenomena ini bukan hal baru. Berdasarkan laporan BP2MI 2023, jabatan-jabatan tersebut juga sudah mendominasi daftar penempatan PMI pada tahun sebelumnya.

Namun, yang menarik adalah perubahan komposisi di sektor perawatan, terutama pada caregiver, careworker, dan nursing home.

Jika tahun 2023 didominasi oleh caregiver tradisional dengan orientasi pekerjaan rumah tangga, maka tahun 2024 memperlihatkan mulainya pergeseran menuju pekerjaan perawatan profesional seperti careworker dan nursing home staff.

Tren dua tahun terakhir memperlihatkan bahwa caregiver tetap menjadi tulang punggung sektor perawatan Indonesia di luar negeri.

Pada 2023, posisi ini melonjak hingga 361 ribu lowongan, sebagian besar dari Taiwan dan Jepang. Pada 2024, meski data baru tersedia untuk bulan Desember, proporsinya masih mencapai hampir 38% dari total lowongan. Artinya, permintaan tenaga perawatan lansia asal Indonesia tetap tinggi di pasar Asia Timur.

Di sisi lain, careworker menunjukkan arah transformasi yang lebih profesional. Jika caregiver umumnya bekerja dalam sektor domestik (rumah tangga), maka careworker bekerja di institusi formal seperti panti jompo dan rumah sakit lansia dengan sertifikasi keahlian.

Program G to G (government-to-government) dengan Jepang menjadi pendorong utama tren ini. Data BP2MI mencatat jumlah penempatan careworker naik sekitar 17% antara 2023 dan 2024, menandakan transisi dari pekerjaan low-skilled menuju semi-skilled mulai terjadi.

Sementara itu, jabatan nursing home mulai menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Pada 2023, jumlah lowongan di posisi ini mencapai 12.719, dan naik menjadi 2.293 lowongan hanya untuk bulan Desember 2024.

Walaupun jumlahnya kecil, pangsanya terhadap total lowongan meningkat dari 1,9% menjadi 3,44%. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap tenaga perawatan medis dasar di negara-negara berusia lanjut seperti Jepang, Taiwan, dan Hong Kong semakin kuat.

Dominasi sektor perawatan ini juga tak lepas dari profil PMI yang masih didominasi tenaga kerja berpendidikan menengah ke bawah.

Laporan BP2MI menunjukkan bahwa pada 2024, lebih dari 95% pekerja migran hanya berpendidikan SD hingga SMA, dengan mayoritas berasal dari provinsi seperti NTB, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Rendahnya akses terhadap pelatihan dan sertifikasi menyebabkan sebagian besar PMI masih masuk ke sektor low-skilled, seperti caregiver dan house maid, alih-alih careworker profesional.

Namun di sisi lain, tren meningkatnya careworker dan nursing home staff membuka peluang bagi Indonesia untuk naik kelas dalam rantai pasok tenaga perawatan global. Jepang, misalnya, terus membuka program Specified Skilled Worker (SSW) yang memungkinkan PMI bersertifikat bekerja dengan gaji dan status hukum yang lebih baik.

Ini menjadi momentum bagi BP2MI untuk memperkuat ekosistem pelatihan di dalam negeri - agar tenaga perawatan Indonesia bisa bersaing dengan tenaga kerja dari Filipina dan Vietnam yang lebih siap secara profesional.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
| | | |