Jakarta, CNBC Indonesia - Adopsi teknologi dalam rumah sakit atau institusi lainnya tidak efektif jika malah membuat biaya layanan kesehatan makin mahal.
Timothy Ferris, ahli layanan kesehatan dari Inggris, memaparkan 5 kriteria yang harus dipertimbangkan oleh institusi layanan kesehatan sebelum mengadopsi solusi teknologi informasi.
"Jangan sampai teknologi malah membuat cost per unit malah naik," katanya dalam InterSystems Asia Healthcare Summit 2025, Rabu (3/9/2025).
Kriteria pertama yang harus dipertimbangkan institusi layanan kesehatan adalah dampak ke prioritas permasalahan kesehatan nasional. Kemudian, teknologi tersebut harus membuat interaksi antara pasien dan penyedia layanan kesehatan lebih mulus, serta mengurangi tahapan yang harus dilalui pasien dalam menerima layanan kesehatan.
Dua kriteria terakhir adalah teknologi harus memberikan biaya per unit lebih rendah serta memiliki bukti penerapan di dunia nyata.
InterSystems mencoba memberikan teknologi untuk layanan kesehatan lewat implementasi kecerdasan buatan (AI) dalam ekosistem kesehatan.
Head of Global Healthcare Solutions InterSystems, Don Woodlock, mengatakan perusahaan menghadirkan dukungan AI lewat tiga lini produk. Pertama yang menjadi dasar adalah Iris.
Iris adalah platform data yang menjadi fondasi yang memungkinkan baik mitra maupun penyedia layanan membangun aplikasi, sekaligus menopang beragam solusi buatan InterSystems sendiri.
"Kami percaya bahwa ini baru awal dari kontribusi besar AI di bidang kesehatan. Fokus kami adalah menghadirkan AI untuk meningkatkan pengalaman pengguna sehingga tenaga medis maupun staf back-office bisa lebih produktif," kata Woodlock dalam acara InterSystems Asia Healthcare Summit 2025 di Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Lebih lanjut ia menjelaskan keunggulan Iris juga terletak pada dukungan teknologi terbaru, termasuk vector embedding untuk teks medis. Dengan fitur ini, large language model (LLM) dapat langsung memanfaatkan data medis sehingga mendukung pengembangan aplikasi berbasis AI generatif.
InterSystems juga membangun ekosistem produk lainnya, seperti HealthShare untuk integrasi data komunitas kesehatan, serta TrackCare dan IntelliCare untuk sistem rekam medis elektronik.
Khusus IntelliCare, InterSystems mengklaim telah menghadirkan sistem rekam medis elektronik (Electronic Health Records/EHR) dengan AI sebagai inti, yang kini tersedia secara luas setelah tahun lalu hanya berupa prototipe.
"Tahun lalu masih berupa demo prototipe, kini sudah tersedia secara umum, dan kami berharap Anda sama antusiasnya dengan kami," ujarnya.
Lewat inovasi berbasis AI, InterSystems menargetkan rumah sakit, klinik, serta organisasi kesehatan dapat mempercepat digitalisasi, meningkatkan interoperabilitas, dan menyiapkan transformasi layanan kesehatan di era baru.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Video: Transformasi Kesehatan: Menyongsong Indonesia Emas 2045