Jakarta, CNBC Indonesia - Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie akhirnya mengumumkan nasib proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta tembus Tangsel. Menurut Benyamin, proyek tersebut bakal diwujudkan dan akan segera dilakukan penandatanganan MoU.
"Kami harapkan seperti itu karena pihak-pihak PT MRT dan BSD serius untuk mewujudkannya," ungkap Benyamin kepada CNBC Indonesia, Rabu (30/4/2025).
Meski demikian, MoU yang harusnya dilakukan Senin lalu (28/4/2025) harus diundur. Namun dia menargetkan MoU bisa segera dilakukan dalam waktu tidak lama lagi.
"Harapan saya tandatangan kerja samanya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan MRT menjadi moda transportasi warga Tangsel ke Jakarta dan sekitarnya sehingga mengurangi penggunaan kendaraan roda 2 atau 4," bebernya.
Benyamin juga bercerita rancangan proyek ini sudah melewati tahap uji kelayakan. Bahkan sudah beberapa kali dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan berbagai pihak seperti Pemerintah Pusat mulai dari Kemenko Perekonomian, Bappenas, hingga Kementerian Perhubungan, Pemprov Jakarta dan Banten, Pemkab Tangerang, hingga Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan PT MRT Jakarta (Perseroda).
Foto: Ist/ www.jakartamrt.co.id
Tiga kereta Mass Rapid Transit (MRT) telah tiba di Depo MRT di Lebak Bulus, Jakarta, Minggu (8/4/2018) dini hari. (Ist/ www.jakartamrt.co.id)
FGD dilakukan untuk menyusun dan menentukan trase hingga model pembiayaan yang tepat untuk pembangunan proyek MRT Jakarta tembus Tangsel tersebut.
"PT MRT dan pemangku kepentingan akan melakukan kajian lebih detil yang isinya trase, jenis moda dan skema pembiayaannya," ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan mengatakan hal serupa ingin segera mewujudkan proyek MRT Jakarta tembus Tangsel.
"Upaya kita bersama, insya Allah penandatanganan kerja samanya segera," kata dia dalam keterangan tertulis.
Menurut Pilar perpanjangan jalur MRT dari Jakarta sangat penting bagi warga Tangerang Selatan. Sebab, sekitar 70% dari 1,5 juta penduduk Tangerang Selatan hilir mudik ke Jakarta.
Terkait skema pembiayaan, Pilar menyebut ada berbagai opsi pilihan yang dilakukan. Mulai dari skema G to G loan seperti pembangunan jalur MRT Jakarta yang sudah terbangun, lalu skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha), hingga skema swasta murni dan pembiayaan alternatif lainnya.
Proyek ini rencananya akan dilaksanakan yakni jalur MRT Lebak Bulus-Serpong, penyediaan lahan flyover Serpong dan underpass Jombang, serta pelebaran delapan titik simpang sebidang.
(wur/wur)
Saksikan video di bawah ini: