Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com
Rangkaian perayaan Natal yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dari 11 Desember 2025 hingga 9 Januari 2026 bukan sekadar agenda keagamaan tahunan. Lebih dari itu, kegiatan ini adalah deklarasi publik yang tegas tentang komitmen Jakarta sebagai miniatur Indonesia, sebuah kota yang merawat dan merayakan kebinekaan di ruang publiknya.
Di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno, Jakarta sekali lagi meneguhkan dirinya sebagai rumah bagi semua umat beragama, menjunjung tinggi tenunan kebangsaan yang menjadi pilar republik ini.
Awal dari rangkaian acara, Christmas Carol Colossal yang digelar pada Kamis (11/12/2025) di Bundaran Hotel Indonesia, Menteng, telah memberikan sinyal yang kuat. Di jantung Ibu Kota, di tengah hujan yang sempat turun, lautan manusia tetap antusias menikmati nyanyian Natal yang menggema dari kawasan Sudirman-Thamrin.
Kehadiran boneka Santa Claus yang menyapa warga serta membagikan hadiah telah melarutkan batas-batas identitas, menciptakan suasana kebersamaan yang hangat dan inklusif.
Gubernur Pramono dengan tepat menyebut kegiatan ini sebagai "tradisi baru" Pemprov DKI Jakarta. Sebuah tradisi yang dimulai dari pusat keramaian, Bundaran HI, untuk secara eksplisit menandai kerukunan antar-umat beragama di ruang publik. Ini bukanlah sekadar toleransi pasif, tetapi sebuah afirmasi aktif oleh pemerintah daerah dalam memfasilitasi dan merayakan keberagaman.
Dalam konteks politik dan sosial yang terkadang diwarnai oleh isu-isu sensitif berbasis agama, langkah Pemprov DKI Jakarta ini adalah oase yang menyegarkan dan contoh nyata dari praktik nilai-nilai Pancasila.
Keputusan untuk menggelar Christmas Carol Colossal setiap hari hingga 23 Desember di berbagai titik strategis yang dimulai dari Bundaran HI, Sarinah, Terowongan Kendal, hingga Taman Literasi Blok M dan tersebar di lima wilayah kota administratif merupakan sebuah penegasan bahwa perayaan ini adalah milik publik, bukan hanya milik satu golongan.
Dengan total 100 penampil dari beragam gereja, panti asuhan, dan komunitas masyarakat, kegiatan ini berhasil menarik partisipasi luas dan menunjukkan wajah Jakarta yang sesungguhnya: dinamis, beragam dan penuh keharmonisan.
Doktrin Ideologis
Kepemimpinan Pramono Anung dan Rano Karno di Jakarta, di mana keduanya merupakan kader PDI Perjuangan, memiliki relevansi politik yang signifikan. PDI Perjuangan dikenal sebagai partai yang terus meneguhkan identitas kebangsaan dan berkomitmen pada nilai-nilai pluralisme serta nasionalisme sebagaimana termaktub dalam doktrin partai.
Melalui penyelenggaraan rangkaian perayaan Natal yang inklusif ini, Pramono dan Rano secara efektif menyalakan mandat partai mereka di tengah gemerlap Ibu Kota yang dihuni oleh seluruh elemen suku bangsa dan agama. Tindakan ini merupakan implementasi nyata dari ideologi partai yang menjadikan kebinekaan sebagai kekuatan.
Perayaan Natal di ruang publik ini bukan hanya kebijakan kultural semata, tetapi juga pernyataan politik yang tegas bahwa Jakarta dan Indonesia adalah milik semua, tanpa diskriminasi, sesuai dengan semangat Pancasila yang diusung partai berlambang banteng tersebut.
Mendalami Makna Natal
Perayaan Natal yang diinisiasi oleh Pemprov DKI Jakarta ini juga sejalan dengan makna spiritual yang mendalam.
Mengutip pesan Natal PGI dan KWI tahun 2025, tema yang diangkat adalah "Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga" (Matius 1:21-24). Tema ini mengingatkan umat Kristiani bahwa Hari Natal adalah perayaan kehadiran Allah melalui Yesus Kristus yang lahir di tengah umat manusia, termasuk di dalam keluarga masing-masing.
Karya keselamatan Allah bukan hanya peristiwa besar dalam sejarah iman, tetapi juga nyata dan dialami dalam kehidupan keluarga sehari-hari.
Sinergi antara Pemprov dan gereja ini menunjukkan bahwa kerukunan tidak hanya terjadi di jalanan, tetapi juga berakar dari nilai-nilai keagamaan yang membumi. Ketika keluarga sebagai unit terkecil masyarakat diselamatkan dan diperkuat, maka masyarakat yang lebih luas, termasuk kota Jakarta, akan menjadi lebih solid dan damai.
Empati dan Solidaritas Kebangsaan
Jakarta sebagai miniatur Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi cermin persatuan bangsa. Puncak perayaan pada 9 Januari 2026 di JIEXPO Kemayoran akan menjadi penutup manis, namun esensi sejati telah terungkap saat pembukaan di Bundaran HI.
Saat itu, Gubernur Pramono tidak hanya mengajak warga untuk bergembira merayakan Natal, tetapi juga mengingat dan mendoakan warga terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, serta korban kebakaran di Jakarta.
Aksi ini adalah penegas bahwa kegembiraan spiritual harus selalu berjalan beriringan dengan kesadaran sosial dan empati kebangsaan. Sikap kepedulian ini menunjukkan bahwa perayaan di Ibu Kota meluas menjadi perwujudan solidaritas nasional lintas agama dan wilayah.
Melalui tradisi baru Christmas Carol Colossal dan rangkaian perayaan Natal yang inklusif ini, Pemprov DKI Jakarta di bawah duet Pramono dan Rano telah menorehkan tinta emas dalam narasi kerukunan bangsa. Mereka telah meneguhkan tenunan kebangsaan dengan menjadikan Jakarta sebagai ruang aman dan penuh keceriaan bagi semua identitas.
Dengan demikian, ini adalah bukti bahwa semangat persatuan dan kebinekaan bukan sekadar jargon, melainkan kenyataan hidup sehari-hari yang dirayakan di tengah hiruk-pikuk Ibu Kota. Jakarta, sekali lagi, menunjukkan bahwa perbedaan adalah kekuatan, dan kerukunan adalah pilar utama dalam menjaga Indonesia yang satu dan utuh.
(miq/miq)
































:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339916/original/010495200_1757135510-20250904AA_Timnas_Indonessia_Vs_China_Taipei-108.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339674/original/047240900_1757081733-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-08.JPG)








:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5310777/original/099498800_1754792417-527569707_18517708213000398_2665174359766286643_n.jpg)





