Trump Ancam Potong Dana New York jika Sosok Muslim Ini Jadi Wali Kota

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin memperingatkan bahwa pemerintah federal akan membatasi bantuan dana untuk New York jika kandidat Partai Demokrat Zohran Mamdani memenangkan pemilihan wali kota yang digelar Selasa (4/11/2025). Trump juga secara terbuka menyerukan agar para pendukungnya memilih mantan Gubernur Andrew Cuomo yang maju sebagai kandidat independen.

Dalam pernyataannya di platform media sosial Truth Social, Trump menulis bahwa jika Mamdani memenangkan pemilihan, "sangat kecil kemungkinan saya akan mengucurkan dana federal, kecuali jumlah minimum yang diwajibkan." Ia menegaskan bahwa kemenangan Mamdani akan menjadi "bencana besar" bagi kota terbesar di Amerika Serikat itu.

Langkah Trump tersebut muncul di tengah hasil survei yang menunjukkan calon wali kota Muslim itu unggul atas dua pesaingnya - Cuomo, yang maju sebagai calon independen setelah kalah dari Mamdani dalam pemilihan pendahuluan Demokrat, dan Curtis Sliwa dari Partai Republik.

Trump mengatakan bahwa memberikan suara untuk Sliwa hanya akan memperbesar peluang kemenangan Mamdani. Karena itu, ia meminta para pendukungnya untuk bersatu di belakang Cuomo.

"Apakah Anda menyukai Andrew Cuomo secara pribadi atau tidak, Anda sebenarnya tidak punya pilihan lain. Anda harus memilih dia, dan berharap dia menjalankan tugasnya dengan luar biasa," tulis Trump.

Sepanjang masa kampanye, Partai Republik terus menyerang Mamdani yang dikenal sebagai politikus progresif dan anggota parlemen negara bagian asal Uganda. Trump bahkan menyebutnya sebagai "komunis" dan memperingatkan bahwa kebijakan Mamdani akan "menghancurkan ekonomi kota."

Mamdani mengejutkan banyak pengamat politik ketika ia memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Demokrat pada 24 Juni dengan margin suara yang meyakinkan. Ia dikenal dengan sejumlah agenda ekonomi berhaluan kiri, termasuk menaikkan pajak bagi warga terkaya di New York, meningkatkan tarif pajak korporasi, membekukan kenaikan sewa untuk apartemen stabilisasi harga, serta memperluas perumahan bersubsidi.

Kebijakan-kebijakan tersebut mendapat dukungan kuat dari pemilih muda dan kelompok progresif, namun sekaligus menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku bisnis dan sektor keuangan Wall Street.

Adapun kemenangan Mamdani dalam pemilihan wali kota berpotensi menimbulkan dilema bagi Partai Demokrat di tingkat nasional. Di satu sisi, figur seperti Mamdani dianggap mampu menarik simpati pemilih muda yang selama ini apatis terhadap politik arus utama.

Namun di sisi lain, pandangannya yang keras terhadap Israel - termasuk kritiknya atas pendudukan wilayah Palestina - serta label "sosialis demokrat" membuat partai itu rentan terhadap serangan Partai Republik.

Sementara itu, ancaman pemotongan dana federal bukan hal baru dalam strategi politik Trump. Sepanjang masa jabatan keduanya di Gedung Putih, Trump berulang kali menggunakan ancaman serupa terhadap negara bagian dan kota yang memiliki kebijakan yang tidak sejalan dengan pemerintahannya.

Ia sebelumnya pernah mengancam menarik dana bagi program iklim, kebijakan terkait hak transgender, dukungan terhadap demonstrasi pro-Palestina yang menentang perang Israel di Gaza, hingga inisiatif keragaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI).

Jika benar direalisasikan, pembatasan dana federal bagi New York di bawah kepemimpinan Mamdani dapat berdampak besar, mengingat kota tersebut sangat bergantung pada bantuan pusat untuk berbagai sektor, termasuk perumahan publik, infrastruktur transportasi, dan layanan sosial.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Pria Muslim Jadi Calon Wali Kota Terkuat New York, Ini Profilnya

Read Entire Article
| | | |