Aplikasi Pembunuh Whatsapp Makin Ramai 2025, Ini Alasan Orang Pindah

6 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengguna aplikasi Telegram dilaporkan telah mencapai satu miliar orang dan menciptakan profit hingga mencapai US$547 juta sepanjang 2024. Hal tersebut dilaporkan oleh pendiri Telegram Pavel Durov.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Telegram mulai mendekati Whatsapp yang memiliki pengguna aktif lebih dari 2 miliar dan diperkirakan akan mencapai 3 miliar pada akhir 2025.

"Di atas kami ada WhatsApp, layanan murah yang meniru Telegram. Selama bertahun-tahun, WhatsApp berupaya mengikuti inovasi kami sembari membakar uang miliaran dolar AS untuk lobi dan kampanye PR demi memperlambat pertumbuhan kami," kata Pavel Durov, dikutip dari TechCrunch, Sabtu (26/4/2025).

"Mereka [WhatsApp] gagal. Telegram bertumbuh, meraup keuntungan, dan mempertahankan kemandirian kami," ia menambahkan.

Dikutip dari DemandSage, 10 juta orang telah berlangganan layanan berbayar Telegram Premium. India menjadi negara yang paling banyak menggunakan Telegram dengan porsi 45% dari total pengguna. Sementara itu, hanya 9% pengguna Telegram yang datang dari AS.

Sebanyak 53,2% pengguna Telegram berasal dari kelompok usia 25-44 tahun. Lebih banyak pria daripada perempuan yang menggunakan Telegram, dengan proporsi 58% berbanding 42%.

Secara rata-rata, pengguna Telegram menghabiskan waktu 3 jam 45 menit per bulan untuk menjajal aplikasi tersebut. Memang durasi tersebut masih jauh di bawah WhatsApp yang rata-rata diakses 17 jam 6 menit per bulan, menurut laporan DemandSage.

Durov mengatakan perusahaan menghadapi tekanan dari berbagai negara untuk membatasi pertukaran informasi tertentu.

Bahkan, Durov sempat ditahan di Prancis pada Agustus 2024 atas tuduhan keterlibatan dalam mendistribusikan pornografi anak, obat-obatan terlarang, dan perangkat lunak peretasan pada aplikasi pesan singkat Telegram. Kemudian ia dibebaskan tak sampai seminggu kemudian.

Setelah penangkapan itu, Telegram mulai melakukan penyesuaian dengan meningkatkan moderasi konten di dalam platform.

Durov menjamin sistem enkripsi pada Telegram akan membuat pertukaran informasi di dalamnya benar-benar terlindungi dan bebas intervensi pemerintah.

"Saya lebih baik bebas ketimbang tunduk pada perintah siapa pun," ujarnya pada 2024 sebelum ditangkap.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Regulasi Kian Ketat, Investasi Kripto Syariah RI Menjanjikan?

Next Article 2 Juta Warga RI Sudah Jadi Korban, Hapus 15 Aplikasi Ini di HP!

Read Entire Article
| | | |