Jakarta, CNBC Indonesia - Tenaga kerja di sektor perhotelan sudah terus berkurang setelah pemerintah menerapkan kebijakan efisiensi. Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran mengungkapkan bahwa saat ini hotel sudah tidak lagi menyerap pekerja harian karena kebutuhannya memang tidak ada.
"Kontribusi pemerintah besar, antara 40-60%, kalau diperhatikan banyak daerah yang kontribusinya lebih dari itu, sampai 70% karena selama ini pasar pemerintah besar untuk mengadakan berbagai kegiatan dengan menggunakan kegiatan pertemuan hotel sehingga tumbuh convention tentu dengan kondisi yang ada sekarang," ungkap Maulana kepada CNBC Indonesia, Selasa (28/4/2025).
Karenanya banyak pekerja yang akhirnya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) serta dirumahkan. Hotel yang paling banyak terkena khususnya pada hotel yang mengadakan MICE (meetings, incentives, conventions and exhibitions).
"Setengah 50% sudah berkurang khususnya hotel yang bergerak ke venue mice, karena kebutuhan untuk itu nggak ada, nggak mungkin kita menyerap tenaga kerja kalau orderan ke kitanya juga nggak ada," sebut Maulana.
Foto: Villa Dijual . (Tangkapan Layar via rumahcom)
Villa 3 Kamar Dekat Pantai Jimbaran Dan Dekat Airport Bali. (Tangkapan Layar via rumahcom)
Adapun Dalam rilis Q1 2025 Colliers yang keluar akhir pekan lalu, dampak dari langkah-langkah efisiensi pemerintah cukup terasa, terutama bagi hotel yang sangat bergantung pada pasar pemerintah.
"Jika tidak ada pelonggaran dari pemerintah, hampir dapat dipastikan bahwa pasar hotel di Jakarta akan bergantung sepenuhnya pada sektor non-pemerintah. Para pengelola hotel harus menemukan pasar dan sumber pendapatan tambahan untuk tetap bertahan; jika tidak, tahun 2025 akan cukup berat bagi mereka," tulis Colliers dalam rilis Q1 2025 dikutip Senin (28/4/2025).
Dampak dari langkah efisiensi yang dilakukan pemerintah membuat pelaku usaha perhotelan mulai menerapkan langkah-langkah efisiensi agar tetap bisa beroperasi. Jam kerja para pekerja harian dipersingkat, dan karyawan diminta untuk mengambil cuti atau cuti tidak dibayar untuk menekan biaya operasional karena pasar yang sepi.
"Ke depannya, bukan tidak mungkin akan terjadi PHK di sektor perhotelan untuk menekan biaya operasional, yang saat ini sudah mulai terjadi. Jika hal ini terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan sejumlah hotel akan kembali menutup operasionalnya," sebut Colliers.
(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Okupansi Hotel Tersisa 20% , Pengusaha Minta Bantuan Prabowo
Next Article Video: Polemik PPN 12%, Begini Harapan Pengusaha