Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah tekanan ekonomi yang makin berat dan budaya kerja yang menuntut, generasi muda China kini mengadopsi identitas baru yang dikenal sebagai "rat people" atau "orang tikus". Fenomena ini menunjukkan makin banyak anak muda yang memilih untuk menarik diri dari kehidupan sosial dan pekerjaan, menghabiskan waktu di rumah dengan aktivitas minimal.
Istilah "rat people" menggambarkan gaya hidup di mana individu menghindari interaksi sosial dan aktivitas produktif, memilih untuk menghabiskan waktu di tempat tidur, menjelajahi internet, dan memesan makanan secara daring.
Fenomena ini muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap budaya kerja "996"-bekerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam selama enam hari seminggu-yang sebelumnya dipopulerkan oleh tokoh-tokoh seperti pendiri Alibaba, Jack Ma.
Menurut Steve Tsang, Direktur Institut China di SOAS, Universitas London, tren ini merupakan bentuk pemberontakan dari generasi muda yang merasa terjebak dalam lingkungan yang penuh tekanan.
"Presiden Xi mungkin ingin generasi muda China fokus dan bekerja keras untuk menjadikan China sebagai kekuatan teknologi dan inovasi, tetapi dia tidak akan berhasil jika orang-orang tidak tertarik untuk melakukannya," ujar Tsang, dikutip dari Newsweek, Kamis (24/4/2025).
Adapun generasi muda China saat ini menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan, termasuk stagnasi upah dan meningkatnya biaya hidup. Tingkat pengangguran di kalangan usia 16 hingga 24 tahun di wilayah perkotaan mencapai 16,5% pada Maret lalu.
Situasi ini membuat banyak anak muda merasa tidak ada gunanya berjuang dalam sistem yang tidak memberikan imbalan yang setimpal.
Ophenia Liang, Direktur agensi pemasaran Digital Crew yang berfokus pada Asia, menjelaskan bahwa "rat people" ingin menjadi kebalikan dari citra glamor dan disiplin yang sering ditampilkan di media sosial.
"Mereka memilih untuk tidak mengikuti rutinitas yang dipaksakan dan lebih memilih untuk hidup dengan cara mereka sendiri," kata Liang.
Respons Pemerintah
Pemerintah China telah mengumumkan rencana untuk mendorong keseimbangan kerja-hidup, termasuk memperluas program magang dan pelatihan vokasional serta menawarkan subsidi kepada pemberi kerja untuk merekrut pekerja muda.
Namun, dengan 12,22 juta mahasiswa yang akan lulus tahun ini, efektivitas langkah-langkah ini masih belum jelas.
Meskipun saat ini "rat people" masih merupakan minoritas, jika tren ini berkembang menjadi arus utama, hal ini dapat menjadi tantangan serius bagi Partai Komunis China.
"Jika tren ini menjadi mainstream, Partai Komunis akan menghadapi masalah," ujar Tsang.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Berkat Ledakan Ekspor, Ekonomi China Tumbuh 5,4% di Q1-2025
Next Article Video : Bank Dunia Prediksi Ekonomi China Tumbuh 4,5% Tahun 2025