Jakarta, CNBC Indonesia - Tidak semua saham dalam indeks LQ45 menarik secara fundamental atau teknikal. Banyak saham di luar LQ45 yang justru lebih menjanjikan, tergantung pada tujuan investasi, time frame, dan gaya investor.
LQ45 hanya menjamin likuiditas dan kapitalisasi pasar, bukan berarti kinerja bisnisnya selalu bagus. Beberapa saham LQ45 bisa sedang dalam tren turun, stagnan, atau memiliki fundamental yang memburuk, misalnya penurunan laba, manajemen buruk, atau utang tinggi.
Rata-rata saham di indeks LQ45 sudah memiliki valuasi yang mahal. Hal ini membuat potensi kenaikan harga menjadi terbatas. Bahkan banyak saham LQ45 adalah perusahaan mature yang pertumbuhannya sudah melambat. Investor yang mencari growth stock lebih cocok mencari di luar indeks ini.
Namun bagi investor yang mencari pertumbuhan lebih cepat, saham-saham di luar indeks LQ45 banyak yang jauh lebih menarik.
Banyak saham di luar LQ45 adalah perusahaan dengan pertumbuhan cepat misalnya sektor teknologi, logistik, consumer niche, yang belum banyak dilirik investor besar.
Saham-saham di luar LQ45 juga banyak yang memiliki valuasi menarik. Saham-saham ini bisa dihargai lebih murah dibanding potensi pertumbuhan laba atau asetnya (value stock). Saham-saham ini juga memiliki potensi kenaikan lebih tinggi. Saham yang baru mulai dilirik atau mengalami katalis misalnya ekspansi, kontrak besar, IPO anak usaha, bisa memberi return yang jauh lebih besar dibanding saham LQ45.
CNBC Indonesia Research telah mencatat top 10 saham di luar LQ45 yang masuk dalam jajaran trend following dan sebagian mencatatkan kinerja positif dengan valuasi menarik. Saham yang sedang berada dalam trend kenaikan (trend following) dianggap menarik oleh banyak investor dan trader.
Saham yang berada dalam tren naik biasanya menunjukkan bahwa permintaan lebih besar daripada penawaran. Ini mencerminkan kepercayaan pasar bahwa prospek fundamental atau teknikal saham tersebut bagus.
Dalam tren naik, investor cenderung bisa ikut arus dan menikmati kenaikan harga yang konsisten. Buy high, sell higher menjadi strategi yang efektif dalam trend following, dibandingkan dengan mencoba membeli di dasar (bottom fishing), yang risikonya lebih tinggi.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)