Jakarta, CNBC Indonesia - Industri pengolahan atau manufaktur menjadi kunci utama dalam penyerapan tenaga kerja.B esarnya jumlah tenaga kerja yang bekerja khususnya di industri pengolahan akan memberikan dampak yang signifikan bagi ekonomi RI yang saat ini diproyeksikan melambat.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) merilis Trade and Industry Brief Vol VIII No. 2. dengan judul "Menjaga Sektor Padat Karya: Melindungi Kesempatan Kerja dan Daya Beli Masyarakat".
Tim peneliti LPEM FEB UI menilai Indonesia menunjukkan gejala perlambatan ekonomi, yang diakibatkan oleh sejumlah faktor, antara lain tergerusnya daya beli, menyusutnya kelas menengah dan menurunnya produktivitas sektoral, yang juga tercermin dalam dinamika industri dan ketenagakerjaan sejak awal 2025.
RI Perlu Fokus Gandakan Tenaga Kerja Lewat Sektor Industri Pengolahan
Berdasarkan laporan tersebut, sektor ekonomi yang memiliki pengganda penciptaan kesempatan kerja tertinggi di sepanjang rantai produksinya yakni industri pengolahan.
Sebagai informasi, pengganda tenaga kerja adalah jumlah total tenaga kerja yang tercipta pada seluruh rantai produksi, ketika tercipta satu orang tenaga kerja pada suatu sektor ekonomi. Penciptaan kesempatan kerja pada suatu sektor ekonomi akan diiringi dengan penciptaan kesempatan kerja lain di sektor sektor hulu pemasoknya.
Sektor ekonomi dengan pengganda tenaga kerja tertinggi umumnya terdapat di industri pengolahan produk pertanian agroindustri.
Khususnya bagi klasifikasi hasil penggilingan padi dan penyosohan beras mampu menggandakan tenaga kerja hingga 15,32 orang atau jika dibulatkan ke bawah menjadi 15 orang.
Sedangkan klasifikasi makanan hewan olahan mampu menggandakan tenaga kerja hingga 9,07 orang dan klasifikasi minyak hewani dan minyak nabati mampu menggandakan tenaga kerja hingga 8,83 orang.
Industri pengolahan sering dianggap sebagai sektor pengganda tenaga kerja karena memiliki kemampuan untuk menyerap banyak tenaga kerja dalam berbagai tingkatan keahlian. Selain itu, sektor ini juga berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas, serta menciptakan peluang bagi industri lain di rantai pasokannya
Di Indonesia sektor ini mencakup berbagai bidang, seperti makanan dan minuman, tekstil, elektronik, serta logam dasar. Dengan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), industri pengolahan menjadi salah satu pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Salah satu keunggulan industri pengolahan adalah kemampuannya untuk menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Industri tekstil dan pakaian, misalnya, menyediakan pekerjaan bagi jutaan orang di Indonesia, baik dalam produksi maupun distribusi. Begitu pula dengan industri makanan dan minuman, yang terus berkembang seiring meningkatnya permintaan domestik dan ekspor. Selain itu, industri elektronik dan peralatan listrik mengalami pertumbuhan signifikan berkat perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan pasar global.
Kendati memiliki potensi besar, industri pengolahan juga menghadapi berbagai tantangan, seperti fluktuasi harga bahan baku dan persaingan global yang semakin ketat.
Kebijakan impor dan ekspor serta regulasi pemerintah juga berpengaruh terhadap daya saing industri ini. Namun, peluang tetap terbuka melalui inovasi, digitalisasi, dan peningkatan efisiensi produksi, yang dapat membantu industri tetap kompetitif di pasar internasional.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)